GURU PENGGERAK LAHIRKAN SISWA PENGGERAK ERA MILENIAL

 


    Dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang menekankan segala sesuatu pada digitalisasi. Artinya teknologi telah melingkupi dunia secara masif dari semua lini, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Banyak pemanfaatan teknologi yang semakin lama semakin sering kita gunakan seperti penggunaan internet, e book, e library, CBT, e presensi, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja membawa banyak kemudahan dan efektifitas bagi kita termasuk juga dampak negatif yang harus kita antisipasi bersama.
    Sejak pandemi covid mewabah, pemerintah telah mengambil kebijakan pendidikan untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. PJJ ini secara dominan dilakukan dengan sistim daring dimana segala aktivitas pembelajaran dilaksanakan di dunia maya dengan memanfaatkan internet. Kondisi demikian telah berlangsung selama lebih dari satu tahun dan membawa banyak dampak perubahan bagi siswa.
    Minimnya pengetahuan orangtua dan juga siswa membuat pelaksanaan PJJ menjadi tidak maksimal. Kurangnya pemahaman tentang dunia maya tersebut membuat proses pengawasan dan pembimbingan menjadi kurang efektif. Siswa sebagai pelaku PJJ dan pengguna dunia maya seolah mengalami euforia dan menjadi sulit untuk diarahkan. Banyak orangtua yang mengeluhkan kondisi anaknya yang lebih banyak bermain game online daripada belajar di rumah. Selain itu banyak juga dijumpai beberapa kasus penyalahgunaan medsos akibat ketidakpahaman siswa akan dampak yang mungkin timbul.
    Sekolah sebagai tempat belajar siswa yang memberikan sumbangan terbesar dalam mendidik dan mengarahkan pola pikir siswa harus mampu memberikan edukasi dan pemahaman yang tepat tentang kemajuan teknologi melalui literasi digital. Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui literasi digital diharapkan siswa akan bijak dalam memilih sumber informasi, teliti dalam memahami, bijak dalam berinteraksi di dunia maya, dan mampu memanfaatkan secara efektif untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu membutuhkan proses kontinyu dan kolaborasi berbagai pihak secara sistimatis.
    Berdasarkan latar belakang tersebut sebagai bentuk edukasi terhadap siswa tentang dunia digital, guru penggerak SMP Negeri 1 Ciipari melaksanakan Program Kepemimpinan Dalam Era Digital untuk mencetak agen-agen dalam penumbuhan budaya positif di sekolah. Program ini berkolaborasi bersama urusan Kesiswaan, guru BK, wali kelas, dan orang tua dengan melibatkan peran aktif OSIS. Melalui program ini diharapkan dapat tercetak kader-kader yang selanjutnya mengimbaskan dan mempengaruhi siswa lain untuk dapat memahami dengan baik seluk beluk dunia maya sehingga kemudian dapat memaksimalkan peran teknologi bagi pembelajaran dan pencapaian prestasi.
    Program Kepemimpinan pada Era Literasi Digital diikuti oleh 20 orang pengurus inti OSIS pada tanggal 10 Juni 2021. Kegiatan tersebut terdiri dari dua macam agenda yaitu pemaparan materi dan aplikasi. Materi Literasi Digital menjelaskan tentang dampak positif dan negatif penggunaan internet, bagaimana cara bermedsos yang baik, pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan canva for education, dan pembuatan twibbon. Sedangkan materi Kepemimpinan menjelaskan tentang peran penting OSIS sebagai agen dalam penumbuhan budaya positif siswa SMPN 1 Cipari khususnya dalam dunia maya khususnya pada peran preventif. Peran preventif di sini terkait dengan pemberdayaan OSIS untuk membanjiri media sosial seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, maupun jenis lainnya dengan unggahan yang bersifat positif, kata-kata motivasi, dukungan dan kampanye tentang keunggulan SMP Negeri 1 Cipari.
    Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu rasa kepercayaan diri mereka meningkat ketika diberikan amanah untuk menjadi agen penumbuhan budaya positif di sekolah. Siswa langsung mengaplikasikan ilmu yang diperoleh yaitu dengan mengkampanyekan pelaksanaan Penilaian Akhir Tahun (PAT) secara jujur melalui twibbonize dan juga ajakan untuk bersekolah di SMP Negeri 1 Cipari dalam rangka menyongsong PPDB tahun ini. Untuk memudahkan koordinasi, kami membuat grup WA ‘Siswa Penggerak’ sebagai wadah untuk berdiskusi dan berbagi ide baik dan melakukan monitoring serta evaluasi setiap dua minggu sekali untuk mengetahui efektifitas program.
    Dari kegiatan ini kami memperoleh banyak pemahaman baru tentang realitas yang ada di lingkungan. Banyak dari siswa yang benar-benar membutuhkan pencerahan dan arahan tentang dunia digital. Penyimpangan yang mereka lakukan adalah karena minimnya pengetahuan mereka tentang dunia maya serta banyaknya info dan konten negatif yang begitu mudah dijumpai. Adanya respon yang bagus dari siswa dan warga sekolah memberikan motivasi kepada kami untuk terus bergerak meningkatkan kualitas pelayanan melalui inovasi program-program lain di masa mendatang demi terwujudnya pendidikan yang tanggap zaman.
Refleksi hasil monitoring dan evaluasi program
  1. Siswa merasa senang dan antusias mengikuti kegiatan. Mereka lebih merasa memiliki tanggungjawab dan bangga karena dilibatkan dalam pembentukan budaya positif di sekolah melalui penggunaan hasil karya mereka di medsos.
  2. Beberapa kendala yang dihadapi yaitu keterbatasan perangkat HP yang dimiliki siswa kurang support saat menggunakan aplikasi canva atau pembuatan twibbon karena membutuhkan aplikasi background eraser. Selain itu beberapa siswa terkendala karena tidak memiliki kuota internet saat di rumah.
  3. Kepala sekolah, guru, wali kelas, orangtua, dan siswa lain merespon dengan baik hasil karya siswa OSIS yaitu dengan ikut menggunakannya dalam mengkampanyekan PPDB SMP Negeri 1 Cipari. Selain itu karya siswa berupa kata-kata motivasi juga diupload secara bergantian di medsos.
  4. Program ini masih berjalan dengan agenda kegiatan pelatihan IT kepada OSIS dalam rangka literasi digital dan pembuatan karya untuk sosialisasi serta penumbuhan budaya positif siswa SMP Negeri 1 Cipari. Koordinasi dilakukan melalui grup Whatsapp "Siswa Penggerak".
LihatTutupKomentar